Laman

Kamis, 22 September 2011

JAKARTA MENGAJARIKU ARTI 'BERSYUKUR'


JAKARTA MENGAJARIKU ARTI ‘BERSYUKUR’
          
       Ibu Kota Jakarta, ya memang merupakan pusat pemerintahan Negara Indonesia. Banyak hal dapat Kita gambarkan mengenai Jakarta. Pasti yang terlintas atau tergambar di pikiran Kita adalah melihat Ibu Kota Jakarta dari sisi negatifnya (buruk). Jakarta, sangat terkenal dengan lalu lintas yang macet, kesenjangan social yang tinggi, sampah di mana-mana, angkutan umum(transportasi) yang kurang baik atau tertib dan banjir. Ini memang masalah yang dialami Ibu Kota Jakarta yang memang sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengetahuinya. Tetapi bagi Saya, Jakarta begitu banyak mengajarkan arti sebuah rasa SYUKUR pada kehidupan ini.


Dahulu Saya menetap lama di Pulau Bali, ketika akan memasuki tahap pendidikan tinggi, Saya memutuskanuntuk menetap di Jakarta dan menjalani aktifitas kuliah di daerah Depok tepatnya di Universita Gunadarma. Sudah setahun saya menetap di Jakarta (Jakarta Selatan. Srengseng Sawah) bersama Kakek, Alm. Nenek dan Tante. Banyak hal yang Saya dapatkan di Kota ini, ya salah satunya bagaimana Kita untuk selalu dapat bersyukur atas semua karunia Tuhan baik dalam keadaan suka maupun duka. Ini merupakan perubahan yang baik untuk diri Saya.


Saya mendapatkan pengalaman ini, dimana saat masa-masa perkuliahan sedang libur(liburan semester), Saya berkesmpatan diajak berjalan-jalan Jakarta bersama Tante. Sungguh luar biasa, Jakarta begitu mewah dan megah. Di penuhi gedung-gedung pencakar langit, apartemen yang mewah dan banyak rumah-rumah penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Namun sangat berbeda, di Kota Jakarta yang begitu megah ini, banyak sekali masyarakat miskin yang berkeliaran untuk mengais rejeki dengan jalan seperti; mengemis, mengamen, pemulung dan lain sebaginya. Sangat ironis jika Kita semua bisa melihat kenyataan seperti ini. Hati saya begitu perih melihat kerasnya kehidupan Kota Jakarta yang mereka lalui. Pusat Ibu Kota, tetapi rakyatnya masih banyak yang terabaikan. Kesenjangan social yang mencolok. Ya Tuhan darisinilah saya banyak belajar arti bersyukur. Begitu banyak saudara-saudara Kita yang belum mendapatkan atau menikmati kehidupan yang layak. Makan saja mereka susah, apalagi untuk pergi berjalan-jalan ke tempat rekreasi ataupun mall, itu sungguh mustahil untuk mereka. Banyak kegiatan yang Saya lihat pada mereka, ketika itu mereka harus sampai mengais-ngais tong sampah untuk mencari sisa-sisa makanan yang nantinya akan mereka makan kembali. Sungguh ironis bukan? Kita yang terkadang sudah bisa langsung makan atau telah tersedia makanan saja masih suka mengeluh dengan menu yang tersedia. Selain itu banyak anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan, tetapi mereka harus pergi untuk mengamen, menyemir sepatu di Kota Jakarta ini. 


Bersyukur, mulai saat itulah kata-kata itu selalu melekat di hati dan pikiran Saya. Mensyukuri atas apapun karunia di kehidupan ini. Janganlah selalu mengeluhkan apapun yang terjadi pada diri Kita. Terimalah selalu  apapun yang terjadi, lihatlah juga keadaan hidup saudara-saudara Kita diluar sana. Jiak kita bisa atau mampu memaknainya, jiwa ini akan selalu bisa dalam keadaan tenang, damai dan nyaman, Terima Kasih Jakarta, Kau mengajariku arti bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar