Laman

Minggu, 04 November 2012

PERBEDAAN


Tak Bisa Memiliki, Karena Perbedaan

Sahabat, pernahkah Anda mencintai seseorang? Ya, jawabanya pasti pernah. Jika Saya Tanya kembali, mencintai seseorang, namun Anda berbeda keyakinan dengan pasangan Anda, apakah pernah mengalaminya?

Mencintai seseorang karena perbedaan iman, seringkali terjadi. Mereka-mereka yang harus tidak bersatu, karena alasan iman sungguh menyedihkan. Cinta dan saying adalah dua rasa yang saling melengkapi. Tidak ada batasan-batasan yang menghalanginya. Namun kenapa, karena alasan iman suatu rasa cinta dan kasih bisa dihalangi? Benarkah seperti ini?

Begitu menyedihkan jika melihat sepasang kekasih yang saling mencintai, saling me
ngasihi namun tidak dapat bersanding bersama. Semua perkenalan, semua masa-masa yang pernah dilalui hanyalah sebuah kenangan yang jika melupakanya terlalu indah, dan jika melupakanya terlalu sakit.

Sebut saja Mba A dan Abang H. ya saya tau bagaimana awal perkenalan mereka. Awalnya Mba A adalah seorang gadis yang pergi merantau ke Jakarta untuk melanjutkan studynya. Sedangkan pekerjaan Abang H adalah bagian dari Abdi Negara. Mereka pertama kali bertatap muka saat itu Mba A akan pergi kuliah dan Abang H ketika itu begitu rapi mengenakan batik dan celana bahan (seperti orang mau kondangan). Mba a pun dalam pikirannya bertanya-tanya “siapa ya laki-laki yang lewat itu?”. Dalam perjalanan ke kampus Mba A yang masih terbayang-bayang akan sosok laki-laki tersebut, hingga tak sadar sudah sampai ditempat tujuannya. Setiap harinya momen seperti ini selalu terulang, dan sampai akhirnya Mba A benar-benar bisa lebih dekat dengan Abang H, ketika itu Mba A sedang memetik kembang untuk membuat sajen, dan dengan beraninya Abang H mengahampiri Mba A dan berkata “ lagi apa dek, cari kembang ya?”, Mba A pun menjawab dengan perasaan yang tak karuan dan senyum yang indah “ Owh iaya bang, saya lagi cari kembang”. Itu salah satu petikan percakapan anatara Mba A dan abang H, dari kejadian tersebut Mba A dana Abang H pun mulai menjalin komunikasi yang baik, yang semakin lama-semakin dekat.

Dan tepat pada tanggal 2 januari 2010 mereka menjalin hubungan yang lebih serius lagi. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang mereka habiskan berdua, rasa suka dan duka mereka alami bersama-sama. Namun mereka menyadari, ada satu hal yang benar-benar tidak bisa mereka pungkiri dari kenyataan. Iman mereka yang berbeda, itulah kenyataan yang tidak bisa mereka hindari. Disatu sisi, mereka sama-sama begitu kuat dan fanatic dengan agamanya. Mereka juga tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Satu tahun lima bulan mereka lalui bersama-sama, bukanlah waktu yang singkat untuk melewatinya. Banyak hal yang mereka hadapi dalam hubungan ini. Mereka haus mengakhiri hubungan ini tepatnya pada pertengahan bulan juni 2012, dengan begitu terpaksa Mba A harus menyudahi semuanya. Mba A harus mengambil keputusan ini, karena tidak ingin terlalu jauh menjalin hubungannya.

Dengan hati yang begitu berat Mba A harus melupakan semuanya, menggap tidak ada yang pernah terjadi diantara mereka berdua. Yang ada hanyalah sebuah kenangan yang indah. Mba A berkata Abang H adalah sosok laki-laki yang paling indah yang pernah ia temui, Abang H adalah cinta pertama Mba A, dan Mba A pun pernah berkata ‘Jika suatu hari nanti, saya (Mba A) dilahirkan kembali menjadi manusia, saya ingin bisa hidup selamanya dengan Abang H, tanpa ada perbedaan apapun yang membatasinya, karena dia adalah Cinta Pertama saya’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar