Jangan
Menyerah pada Takdir
Three
Brothers
Bali dikenal sebagai salah satu
daerah yang melahirkan ribuan pelukis. Ada yang belajar secara otodidak, ada
juga yang menimba ilmu secara akademis. Ada yang setia mengusung gaya
tradisional, baik gaya Ubud. Ada pula yang mengangkat gaya modern dan
kontemporer.
Foto Three Brothers |
Pernakah sahabat mendengar
tentang kelompok pelukis cacat yang menamakan dirinya “Three Brothers”. Kelompok
ini beranggotakan tiga bersaudara kandung yang menderita cacat, yakini Nyoman
budiarta, ketut Budiarsa, dan Wayan Piadnya.
Three Brothers lahir dari
pasangan suami istri I Ketut Ngong dan Ni Made Korni. Ketika masih bayi mereka
sering mengalami demam, dan pada usia mereka beranjak 2 tahun, keanehanpun
mulai terlihat pada tubuh mereka. Pertumbuhan tangan dan kaki tidak normal.
Dengan keadaan yan cacat seperi
itu, saat mereka beranjak dewasa , kawna-kawan sepermainan mereka menjauhinya. Orang
tua kawan-kawannya melarang untuk bermain bersama mereka, karena mengetahui cacatbyang
diderita Three Brothers.
Iya, setiap orang memiliki
kekurangan dan kelebihan. Kita bisa lihat pada tiga saudara ini, walaupun
mereka mengalami cacat secara fisik, namaun mereka telah menggelar
pameranbersama dibeberapa tempat, seperti Sunrise School di daerah Tabanan pada
tahun 2001, bali beach hotel, Sanur 2002,
Melia Bali Hotel, Nusa Dua tahun 2003 dan masih banyak lagi.
Semangat dari Sang Kakak Nyoman
Budiarta dengan lantang mengatakan “Tidak ada gunanya meratapi kecacatan
yangjustru akan membuat jiwa makin rapuh dan kerdil. Sebagai putra tertua, dia
menanamkan semangat itu kepada dua orang adiknya agar kuatmenjalani takdir
kehidupan."Kondisi fisik yang tidak sempurna ini justru memacu kami lebih
tekunmenggumuli kanvas dan cat akrilik agar karyakarya kami bisa berdiri
sejajardengan karya pelukispelukis normal. Kami bertiga ingin menguak takdir
danmewarnai jagat seni lukis ini dengan karya-karya yang tulus dan jujur sesuai
jatidiri kami sebagai orang cacat. Kami menyebut aliran kami sebagai aliranfantasi.
Sebab, lewat lukisan itu kami ingin menumpahkan seluruh fantasi,obsesi,
harapan, citacita dan rasa syukur kami kepada Tuhan," katanya dengansuara
bergetar.
Teman- teman dari kisah singkat
tiga bersaudara yang cacat, kita dapat mengambil pelajaran yang berharga. Janganlah
kita pernah menjauhi teman, dengan keadaan apapu, bersandarlah sebagai sahabat
disaat mereka terjatuh, dan tersenyumlah disaat mereka merasakan kebahagiaan. Jangan
pernah menilai seseorang secara fisik, jangan pernah meremehkan seseorang yang
kita temui. Hargai mereka, hormatilah setiap orang yang kita temui. Karena setiap
insane anusia memiliki keterbatasan dan kelebihan masih-masih dalam jiwanya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar