Tak Bisa
Memiliki, Karena Perbedaan
Sahabat,
pernahkah Anda mencintai seseorang? Ya, jawabanya pasti pernah. Jika Saya Tanya
kembali, mencintai seseorang, namun Anda berbeda keyakinan dengan pasangan Anda,
apakah pernah mengalaminya?
Mencintai
seseorang karena perbedaan iman, seringkali terjadi. Mereka-mereka yang harus
tidak bersatu, karena alasan iman sungguh menyedihkan. Cinta dan saying adalah
dua rasa yang saling melengkapi. Tidak ada batasan-batasan yang menghalanginya.
Namun kenapa, karena alasan iman suatu rasa cinta dan kasih bisa dihalangi? Benarkah
seperti ini?
Begitu menyedihkan
jika melihat sepasang kekasih yang saling mencintai, saling me
ngasihi namun
tidak dapat bersanding bersama. Semua perkenalan, semua masa-masa yang pernah
dilalui hanyalah sebuah kenangan yang jika melupakanya terlalu indah, dan jika
melupakanya terlalu sakit.
Sebut saja
Mba A dan Abang H. ya saya tau bagaimana awal perkenalan mereka. Awalnya Mba A
adalah seorang gadis yang pergi merantau ke Jakarta untuk melanjutkan studynya.
Sedangkan pekerjaan Abang H adalah bagian dari Abdi Negara. Mereka pertama kali
bertatap muka saat itu Mba A akan pergi kuliah dan Abang H ketika itu begitu
rapi mengenakan batik dan celana bahan (seperti orang mau kondangan). Mba a pun
dalam pikirannya bertanya-tanya “siapa ya laki-laki yang lewat itu?”. Dalam perjalanan
ke kampus Mba A yang masih terbayang-bayang akan sosok laki-laki tersebut,
hingga tak sadar sudah sampai ditempat tujuannya. Setiap harinya momen seperti
ini selalu terulang, dan sampai akhirnya Mba A benar-benar bisa lebih dekat
dengan Abang H, ketika itu Mba A sedang memetik kembang untuk membuat sajen,
dan dengan beraninya Abang H mengahampiri Mba A dan berkata “ lagi apa dek,
cari kembang ya?”, Mba A pun menjawab dengan perasaan yang tak karuan dan
senyum yang indah “ Owh iaya bang, saya lagi cari kembang”. Itu salah satu
petikan percakapan anatara Mba A dan abang H, dari kejadian tersebut Mba A dana
Abang H pun mulai menjalin komunikasi yang baik, yang semakin lama-semakin
dekat.
Dan tepat
pada tanggal 2 januari 2010 mereka menjalin hubungan yang lebih serius lagi. Seiring
berjalannya waktu, banyak hal yang mereka habiskan berdua, rasa suka dan duka
mereka alami bersama-sama. Namun mereka menyadari, ada satu hal yang
benar-benar tidak bisa mereka pungkiri dari kenyataan. Iman mereka yang
berbeda, itulah kenyataan yang tidak bisa mereka hindari. Disatu sisi, mereka
sama-sama begitu kuat dan fanatic dengan agamanya. Mereka juga tidak ingin
mengecewakan kedua orang tuanya. Satu tahun lima bulan mereka lalui
bersama-sama, bukanlah waktu yang singkat untuk melewatinya. Banyak hal yang
mereka hadapi dalam hubungan ini. Mereka haus mengakhiri hubungan ini tepatnya
pada pertengahan bulan juni 2012, dengan begitu terpaksa Mba A harus menyudahi
semuanya. Mba A harus mengambil keputusan ini, karena tidak ingin terlalu jauh
menjalin hubungannya.
Dengan hati
yang begitu berat Mba A harus melupakan semuanya, menggap tidak ada yang pernah
terjadi diantara mereka berdua. Yang ada hanyalah sebuah kenangan yang indah. Mba
A berkata Abang H adalah sosok laki-laki yang paling indah yang pernah ia
temui, Abang H adalah cinta pertama Mba A, dan Mba A pun pernah berkata ‘Jika
suatu hari nanti, saya (Mba A) dilahirkan kembali menjadi manusia, saya ingin
bisa hidup selamanya dengan Abang H, tanpa ada perbedaan apapun yang
membatasinya, karena dia adalah Cinta Pertama saya’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar