“ 9 BULAN BERTAHAN, AKHIRNYA
BERPULANG”
Sedih,
pikiran mensugesti tak mungkin ini terjadi, mengapa bisa terjadi. Ya itulah
yang Saya bayangkan ketika Saya mengetahui Nenek (Ibu dari Ibu saya) divonis
terjangkit kanker payudara ‘ganas’ oleh dokter tepatnya tahun 2006. Menjalani pengobatan,
operasi, kemoterapi selama berbulan-bulan. Untuk pengobatan pertama dokter
menyatakan sukses, bisa dikatakan sembuh dalam arti nenek tetap meminum obat
seumur hidup dan satu lagi kemungkinan 4 atau 5 tahun kedepan sel kanker dapat
berkembang lagi (kanker kambuh kembali). Tepat apa yang dokter ramalkan,
pertengahan tahun 2010 Nenek mengalami sakit(nyeri) pada bekas operasi, sungguh
hati ini sedih. Nenekpun kembali menjalani pengobatan, namun kali ini nenek
menjalani pengobatan alternative yang disarankan oleh Ibu Saya. Nenek menjalani
pengobatan alternate di klinik TCM di daerah Kebayoran Lama. Disana nenek
menjalani pengobatan herbal, lebih kurang 90x melakukan infuse. Hati Saya
sangat rapuh, terkejut tak menyangka kembali pada saat dokter di klinik
menyatakn bahwa stadium kanker telah mencapai stadim lanjut yaitu stadium 4 dan
tulang punggung belakang nenek sudah terjangkit. Hasil Ct Scan yang dilakukan
di RS.DHARMAIS juga menyatakan paru-paru sebelah kiri Nenek sudah basah (flek),
artinya kaker yang ada pada tubuh Nenek telah menyebar hingga paru-paru sebelah
kiri, sehingga nenek begitu sulit untuk
bernafas, terkadang berjalan kedapur, ke kamar kecil saja nafas nenenk seperti
orang selesai melakukan olahraga yang berat seperti; lari. Padahal jarak untuk
kedapur dan kamar kecil tidak jauh, boleh dikatakan sangat dekat. Hamir 9 bulan
lamanya nenek menjalani pengobatan di TCM, 4 bulan pertama pengobatan Nenek
mengalami perubahan berat badan yang cukup signifikan, yang berat awalnya hanya
berkisar 47kg naik menjadi 52 kg. Disinilah ada perasaan lebih tenang dan
optimis kalau Nenek dapat sembuh kembali. Namun 3 bulan kemudian, kondisi Nenek
emakin menurun, tepatnya kondisi paling drop pada tanggal 21 agustus 2011,
padahal ketika itu Nenek baru usai menjalani pengobatan diklinik, namun apadaya
ternyata kondisi Nenek menurun drastic, saat itu keadaan nenek dengan nafas
yang tersengal-sengal, tak bisa mengucapkan sekatah katapun. Nenek dilarikan ke
rumah sakit terdekat yaitu RS ZAHIRAH
untuk mendapatkan bantuan oksigen. Setelah mendapati penganan dari
dokter RS ZAHIRAH, dokterpun merujuk kalau Nenek harus di bawa ke RSPAD(Gatot
Subroto), karena keterbatasan alat-alat yang mendukung pengobatan penyakit
Nenek. Di RSPAD Nenek juga mendapatkan pertolongan oksigen, yang saya dapatkan informasi
dari Kakek, kalau pada saat di RSPAD kondisi Nenek tidak sadarkan diri, posisis
tubuh Nenek seperti udang (meringkuk). Pada saat itu Saya tidak menemani Nenek,
karena harus pulang untuk mengambil perlenkapan yang akan digunakan selama
Nenek dirawat inap. Selain diberi bantuan oksigen darurat, nenek mendapatkan
penangan ronsen, cek darah. Kondisi Nenek ketika itu sangat tidak baik,
nafasnya susah berbicarapun sudah tidak jelas, seperti orang bisu. Hari itu
saya merasakan aura Nenek begitu berbeda(seperti orang lain). Namun di dalam
hati Saya selalu optimis kalau Nenek pasti akan sembuh.
Selama berjam-jam Nenek
berada pada ruang IGD dan akhirnya setelah lebih kurang 71/2 jam menunggu, Nenek dipindahkan ke
ruang rawat inap bedah dalam sekitar pukul 22.30 WIB. Saya selalu berada
disamping Nenek, menemani Nenek. Nenek begitu erat memegang tangan Saya,
semalaman pun Nenek tidak tidur, matanya terus berkedip, terbuka meliha aliran
ifus yang memang agak tersendat. Tepat pukul 04.30 WIB Nenek baru dapat
memejamkan matanya sejenak, terkadang suara plastik diremas pun Nenek sedikit
membuka matanya. Saya sedikit lega, berpikir kalau Nenek baru merasakan lelah
setelah semalaman tidak tidur. Sebelum Saya berniat tinggalkan pulang ke rumah,
Saya menyempatkan diri untuk mengelap badan Nenek, menyuapi Nenek bubur dan
mengecup keningnya ketika akan berpamitan pulang kerumah. Tapi itu semua adalah
pelayanan terakhir Saya untuk Nenek. Tepat pada tanggal 22 agustus 2011 pukul
09.45 WIB Nenek menutup mata untuk selamanya. Tak akan ada lagi ketika Saya
berpamitan kuliah yang mencium kening Saya, Nenek tidak pernah lupa memberikan
saya uang jajan, dalam keadaan sakit seperti itu Nenek masih saja menanyakan
apakah Nenek telah memberikan uang? Ya Tuhan begitu tulus dan tegar hati Nenek
menghadapi in semua. Saya selalu berdoa untuk Nenek, semoga Nenek mendapatkan
ketenangan dan kedamaian. Hanya berthan hingga 9 bulan, akhirnya berpulang
kembali kepada Yang Maha Kasih. Selamat jalan Nenek, I Will Always love you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar