Laman

Senin, 23 April 2012

PENDIDIKAN DI INDONESIA


“Kondisi Pendidikan di Indonesia”
( Momok Ujian Nasional)



Siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat bisa bernafas lebih lega, karena mereka telah menyelesaikan kewajibannya, yaitu mengikuti ujian nasional. Namun mereka tidak boleh terlalu senang, karena masih belum tau pasti apakah mereka lulus atau tidak lulus.
Minggu ini, tepatnya 23 april 2012, giliran siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang menjalani ujian nasional. Baik ujian nasional SMA dan SMP, tahun ini akan lebih menantang, karena  paket soal yang berbeda-beda. Sehingga kesempatan menyontek pun sangat kecil.
Disisi lain, tidak semua siswa SMAdan SMP beruntung mingikuti ujiannya didalam kelas yang nyaman. Banyak siswa SMP maupun SMA yang harus mengikuti ujiannya di sel tahanan, dirumah sakit. Ada juga, siswa SMP yang harus mengikuti ujian nasional dalam kondisi hamil 8 bulan. Menyedihkan bukan jika kita lihat bagaimana kondisi ini semua? Mereka yang seharusnya mengikuti ujian nasional didalam kelas bersama teman-temanya, tetapi mereka harus mengikuti ujian nasional di bukan tempatnya.
Kondisi ini mencerminkan bagaimana tingkat kriminalitas di usia remaja yang begitu tinggi. Jika kita telusuri umur mereka masih dibawah umur, belum genap 17 tahun. Pergaulan seks bebas yang begitu blak-blakan, sehingga ada siswa yang harus menjalani ujian dengan kondisi mengandung. Rata- rata mereka yang mengerjakan ujian nasional didalam sel tahanan, akibat keikutsertaan mereka dalam geng motor, ada juga yang mencuri, dan atau tindakan kriminal lainnya. Selain kondisi yang dihadapi siswa-siswi Indonesia dalam menghadapi ujian nasionalnya, ada rasa takut masih menghantui mereka semua. Kekhawatiran yang berlebihan juga pasti melanda. Namun ironisnya, mereka setelah selesai mengikuti ujian nasional, mereka melakukan hal yang tidak mencerminkan sebagai seorang siswa. Saat saya pulang kuliah saya melihat anak-anak sma ramai berkumpul. Tepatnya didaerah halte Universitas Indonesia. Baik siswa laki-laki atau siswa perempuan mereka melakukan coret-coret baju. Bajunya full dengan coret-coretan. Mereka semua mengambil perhatian orang-orang dijalan, semua pengendara melihat aksi mereka.

Tidak seharusnya mereka melakukan hal seperti itu. Mereka sebaiknya bisa melakukan hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat. Tidak hanya para siswa, pihak sekolah juga harus bisa melakukan peran aktif dalam mengatasi hal ini. Pihak sekolah bisa melakukan festival music, mengumpulkan seragam-seragam mereka untuk disumbangkan, atau melakukan doa bersama. Dengan ada kegiatan yang positif bisa memperkecil aksi coret-coret dan kampanye motor dijalan.
Momok yang paling menakutkan lagi adalah disaat  mereka menunggu pengumuman kelulusan. Ada yang senang dan pasti ada yang sedih. Suasana gembira tertawa akan terlihat pada siswa yang lulus mengikuti ujian nasional, sedih, menagis histeris itu akan kita lihat jika ada siswa- siswi yang tidak lulus ujian nasional. Mereka berteriak- teriak histeris mengetahui kenyataan pahit itu.  Mereka merasa telah berusaha semaksimal mungkin saat mengikuti ujian nasional, tapi hasilnya ternyata tidak seperti yang mereka inginkan.Pengumuman kelulusan sangat membawa dampak yang negative bagi siswa yang tidak lulus mengikuti ujian. Mereka ada yang sampai berusah bunuh diri, meminum racun, memanjat ke atas tower, hingga mengalami depresi dan stess. Sangat menyedihkan bila melihat kenyataan ini. Siswa yang mengikuti ujian nasional bukan ditempatnya dalam arti disel tahanan, di rumah sakit,  dalam kondisi mengandung, melakukan aksi – aksi yang brutal seperti berkampanye dijalan, corat-coret baju, dan melakukan tindakan bunuh diri dan mengalami depresi saat mengetahui hasil ujian mereka.
Semoga di tahun ini, semua siswa Indonesia, mulai dari  Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) bisa lulus 100%, sehingga tidak terjadi  hal- hal yang tidak kita inginkkan. Maju terus  pendidikan Indonesia.



“Ayahku Penggemar Mobil VW dan Bersepeda”

Ayah saya adalah seorang ayah yang mempunyai hobi yang begitu unik. Disela hobi ayah bekerja dari satu tempat ke tempat yang lain. Ayah hanya seorang pekerja wiraswasta. Disela- sela kesibukannya, ayah selalu bisa meluangkan waktunya dengan menjalani hobinya. Ya, hobi ayah adalah berkumpul dengan teman-teman club sepedanya dan club mobil antiknya yaitu vw.
Kata ayah, ayah menjalani hobi bersepeda sudah saat saya berada dalam kandungan. Ayah selalu bercerita akan keasyikannya bersepeda atau tracking bersama teman-temannya. Saya melihat semua itu di album-album bersepeda ayah.
Tiap minggunya ayah  mempunya jadwal rutin bersepeda. Seminggu sekali atau dua kali seminggu,  pasti ayah selalu meluangkan waktunya untuk bersepeda. Ayah rutin berkumpul dengan klub sepedanya di daerah Jimbaran, dekat dengan Universitas Udayana. Setiap jam 4 sore pasti ayah dan teman-temanya telah berkumpul. Mereka semua sibuk sedang mempersiapkan sepeda mereka, mengecek kelengkapan untuk nanti mereka bersepeda.

Mungkin pengalaman ayah bersepeda tidak diragukan lagi. Ayah dan teman-temannya sudah melewati berbagai macam rintangan dalam bersepeda. Mulai dari bukit-bukit, bebatuan, bukit yang terjal dan lain sebagainya. Medan sesulit apapun ayah dan teman-temannya begitu asyik dan tetap menikmati hobinya. Ayah juga tidak hanya bersepeda didaerah itu saja, ayah dan teman-temannya juga sering bersepeda sampai ke Nusa penida, Bandung, Lombok. Jika sudah hobi pasti apa saja dilalui ya. Selain berolahraga, dalam bersepeda ayah dan teman-temannya juga melakukan aksi social, ayah dan teman-temannya pernah mengunjungi panti jompo. Ayah juga pernah menyuruh saya untuk mengumpulkan baju bekas yang sudah tidak cukup dibadan, tetapi masih layak untuk dipergunakan. Ya berolahraga sambil beraksi social, itu salah satu hobi ayah.
Bukan hanya bersepeda, ayah juga suka berkumpul dengan teman-teman club mobil antiknya, yaitu vw. Mobil tua buatan jerman ini, di daerah Bali begitu banyak pemintanya. Sehingga ada perkumpulan mobil antic ini.



Ya ini salah satu mobil ayah saya, mobilnya kecil dan antic ya. Ayah dengan mobil ini juga sering bertemu dengan club vw lain yang berada di luar kota. Seingat saya Ayah pernah mengajak saya dan keluarga pergi ke Yogyakarta dengan mobil vw ini. Saya dan sekeluarga tidak hanya sendirian pergi ke Yogyakarta, namun teman-teman ayah juga ikut pergi ke Yogyakarta. Kita semua ke Yogyakarta pergi berombongan dengan club vw lainnya, mereka semua pergi juga bersama keluarganya.
Hobi ayah satu ini memang unik dan menantang. Kenapa bisa dibilang menantang? Bayangkan saja kalu kita harus pergi keluar kota dengan hanya menaikik mobil kecil dan yang menyetir juga ayah sendiri, tidak ada supir yang lain. Wah mungkin begitu lelah jika harus menyetir sendiri seperti itu. Tetapi yang saya lihat, ayah tidak pernah mengeluh menjalaninya. Ayahpun begitu menikmati hobinya ini.  Selain itu didalam perjalanan, pasti ada saja masalah yang harus dihadapi, seperti ada yang mobilnya mogok, mesin yang bermasalah, ban yang kemps dan alain-lain. Namun semua club mobil ini, saling membantu mengatasi semuanya, mereka saling berkoordinasi untuk mnyelesaikan masalahnya. Sehingga kita semua dapat melanjutkan perjalanan lagi bersama-sama. Prinsipnya, kita satu keluarga, berangkat sama-sama, pulangpun juga sama-sama.
Banyak hal yang saya dapatkan saat mengikuti ayah ke Yogyakarta. Rasa kebersamaan, kekeluargaaan. Suka, duka, kesetiaan dan masih banyak lagi. Disini saya belajar begitu banyak dari hobi ayah. Walaupun sibuk dengan aktivitas sehari-hari, tetapi ayah pasti selalu bisa meluangkan waktunya untuk menjalani hobinya. Semoga ayah selalu bisa menjalani setiap hobi ayah.



Rabu, 18 April 2012

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN


PELAKSANAAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN 
KONSUMEN DI INDONESIA SAAT INI

Konsumen pasti akan merasa sangat dirugikan saat barang yang dibeli nya tidak sesuai dengan keinginannya dalam artian cacat atau tidak sempurna. Entah itu dalam keadaan kadaluarsa, bentuknya jauh berbeda dengan apa yang digambarkan dan lain sebagainya. Untuk masalah-masalah itu perlu pengawasan dan tindakan khusus. Sekecil apapun masalah atau kerugian yang dialami konsumen harus dapat ditanggapi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Karena setiap konsumen memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan. Maka dari itu untuk kesempatan ini saya kan membahas bagaimana pelaksanaan undang-undang perlindungan konsumen. Sebelum mengetahui lebih dalam adakalanya kita mengetahui apa itu konsumen.  

            Menurut Undang-undang No.8 tahun 1999 Konsumen adalah  setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Undang –undang yang mengatur perlindungan konsumen adalah Undang- Undang No.8 Tahun 1999. Undang- undang ini mengatur apa saja yang hak didaptakan konsumen, kewajiban apa yang harus dilakukan konsumen, asas dan tujuan, perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pelaku usaha , tanggung jawab pelaku usaha, pembinaan dan pengawasan yang harus dilakukan oleh pemerintah, peran kelembagaan perlindungan konsumen serta sanksi.. Jika Anda ingin mengetahui secara rinci apa saja yang dijelaskan dalam  undang- undang tersebut Anda dapat menuju alamt link ini http://www.tempo.co.id/hg/peraturan/2004/04/13/prn,20040413-02,id.html.

 Undang- undang perlindungan konsumen ini adalah upaya untuk menjaga jaminan produsen apabila sewaktu-waktu produsen melanggar ketentuan yang berlaku maka konsumen itu berhak untuk meminta ganti ruginya. Dalam pelaksanaan undang- undang ini ada lembaga yang bertanggung jawab dalam menangani masalah yang dialami konsumen adalah LPK ( Lembaga Perlindungan Konsumen) dan YLKI ( Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia) Tugas utama dari kedua elemen ini adalah dapat menindak tegas produsen yang lalai dan memberikan sebuah jaminan kepada konsumen disaat konsumen mendapatkan ketidakpuasan atau kerugian dalam membeli barang atau jasa.
           Untuk keadaan saat ini, menurut saya Undang- undang perlindungan konsumen belum secara maksimal dijalankan. Masih banyak konsumen yang belum mendapatkan hak-haknya. Namun semua itu tidak sepenuhnya konsumen boleh menuntut semua haknya sebagai konsumen, seorang konsumen juga harus mengingat dan melaksanakan kewajibannya antara lain:
a.      Konsumen wajib membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaianatau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
b.    Konsumen harus memiliki itikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barangataupun jasa;
c.       Konsumen wajib membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati;
d. Dan konsumen wajib mengikuti upaya penyelesaian hokum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
      Dari uraian singkat tentang kewajiban seorang konsumen, berikut saya akan memaparkan beberapa kerugian yang pernah  saya alami (sebagai konsumen) ataupun dengan mendengarkan cerita yang pernah dialami orang lain;

Kerugian dalam bentuk barang; Dirumah saya selalu memakai raket listrik untuk mematikan nyamuk. Pada saat dibelikan yang baru oleh tante, di kemasan raket tersebut tercantum bahwa raket tersebut hanya perlu diisi atau dicas 3 bulan sekali. Namun tulisan yang tercantum dalam kemasan tersebut tidak sesuai, dipakai 2 hari saja kerja dari raket tersebut sudah lemah. Keterangan dalam bungkusan kemasanitu menjebak dan merugikan konsumen. Seharusnya diberikan buku petunjuk pemakaian dan kejelasan dalam kemasan raketnya. Dalam hal ini sebaiknya setiap barang dagangan dapat mencantumkan layanan customer service, supaya seorang konsumen dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan penjelasan dari pihak produsen.
Contoh lagi dalam Kasus Pelayanan Jasa Kesehatan: cerita ini saya dapatkan saat saya berada salah satu rumah sakit milik pemerintah. Saya ketika itu juga sedang menemani kakek dari luar  yang pada saat itu berada di ruang ICU. Salah seorang Ibu bercerita kepada saya, yang anaknya juga dirawat ruang ICU. Anaknya baru berusia lebih kuarng 3 tahun. Anak itu ternyata sudah hampor dua kali mengalami operasi. Gejala awal anak itu sesuai diagnosa dokter adalah radang usus atau infeksi usus, dan dilakukanlah operasi pertama untuk mengatasinya. Ternyata ada kebocoran yang terjadi dalam operasi usus pertama, akhirnya dilakukanlah operasi kedua untuk memperbaiki kebocoran tersebut.
                 Jika saya amati dari permasalahan tersebut, mengapa sampai bisa terjadi kejadian seperti itu? Jika pihak rumah sakit, dan anggota tim dokter dapat bertindak dengan teliti dan ketatnya pengawasan dalam jalannya operasi, maka hal tersebut tidak akan terjadi.Tidak hanya sampai dari cerita Ibu ini, banyak sekali kejadian yang terjadi dalam masalah kesehatan. Ada salah satu alat operasi yang masih tertinggal didalam perut pasien, pasien tidak mendapatkan pelayanan yang cepat dan tanggap saat berada dalam ruangan UGD atau IGD, dan orang- orang miskin (kurang mampu) belum mendapatkan pelayanan yang baik dan cenderung lalai. 
Contoh lagi dalam Pelayanan Jasa Parkir:
Pasti diantara kita pernah pergi kepasar, ke supermarket atau kemanapun yang dimana saat kita memarkir kendaraan akan membayar uang parkir, atas balas jasa yang telah menyediakan empat untuk memarkirkan kedaraan kita. Kita telah memenuhi kewajiban kita sebagai pengguna parkir, dan disaat terjadi kejadian yang tidak diinginkan, mungkin kehilangan atau kelecetan kecil saat parkir, pihak pasar atau supermarket wajib memberikan tunjangan, walaupun tidak sebanding dengan nilai barang yang hilang atau yang rusak. Hal tersebut telah saya lihat di pasar minggu, yang memberikan kompensasi atau perlindungan parkir. Semakin besarnya tarif parkir yang diberikan, seharusnya jasa pelayanan dan perlindungan yang diberikan semakin baik.
            Setelah menguraikan secara singkat bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen saat ini, saya dapat menarik kesimpulan dari uraian singkat diatas. Sebagai konsumen yang baik dalam melakukan transaksi apapun, hendaklah menjadi konsumen yang cerdas dan arif. Menjadi konsumen yang cerdas dapat dilakukan dengan selalu teliti sebelum membeli, perhatikan label dan tanggal kadaluarsanya, perhatikan produk yang bermerek, atau bermutu, seperti SNI, dan belilah barang sesuai kebutuhan bukan keinginan. Peran pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen juga harus benar-benar berjalan dengan baik. Lakukanlah kewajiban dan tindakan- tindakan yang harus dilakukan. Jadi anatara konsumen dan lembaga pendidikan dapat saling berinteraksi harus adanya keseimbangan dari kedua elemen tersebut.

Adapun tujuan dari undang-undang perlindungan konsumen ini antara lain;
 a. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif  pemakaian barang dan/atau jasa;
c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut
hak­haknya sebagai konsumen;
d. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum
dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen
sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;
f. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.

Jadilah konsumen yang cerdas dan Arif. Pemerintah , lembaga perlindungan konsumen dan konsumen harus dapat saling mendukung satu sama lain, sehingga undang- undang  perlindungan konsumen dapat berjalan dengan baik dan sesuai pasal-pasal yang tertera dalam UU No.8 Tahun 1999.

AYAH DAN IBU


Ibu dan Ayah” Dua Hal yang Tidak Dapat Dipisahkan



Inilah Ayah dan Ibu saya, mereka adalah dua hal yang bagi saya tidak dapat dipisahkan. Hingga usia yang akan genap memasuki 20 tahun, Ayah dan Ibu tetap selalu memberikan pendidikan dan nasehat untuk saya. Kenapa bagi saya mereka dikatakan dua hal yang tak dapat dipisahkan? Saya akan mencoba menjelasakan semuanya.
Ibu bercerita kepada ku,  aku di lahirkan di pulau Bali, tepat pada tanggal 13 mei 1992. Ibu melahirkanku bukan dengan normal, melainkan dengan operasi atau (sesar). Tak bisa dibayangkan bagaimana Ibu menahan rasa sakit itu. Ibu tidak dapat melahirkan secara normal dikarenakan posisiku yang salah. Aku dalam keadaan sungsang, posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Mungkin pada saat itu Ibu benar-benar takut dan khawatir dengan harus melahirkan secara operasi.
Jika ibuku harus berjuang untuk melahirkanku. Lain lagi dengan bagaimana cerita ayahku. Ayah pernah bercerita kepadaku, pada saat ibu akan melahirkan, ayah harus memberikan uang muka kepada pihak rumah sakit agar ibu bisa mendapatkan tindakan. Tapi sayangnya, keadaan sangat tindak mendukung. Ayah ternyata tidak membawa uang yang cukup untuk memberikan uang muka, Ayah pun bingung apa yang harus dilakukannya. Uang yang tersisa di dompet saat itu hanya 50 ribu rupiah. Akhirnya Ayahpun memutuskan untuk mengadaikan jam tangan dan memberikan KTP nya. Ayah berjanji bergegas ke bank untuk mendapatkan uang secepatnya.Sedih dan terharu, itulah yang aku rasakan saat Ayah dan Ibu bercerita bagaimana perjuangan mereka saat kelahiranku (anak pertama). Segala cara akan dilakukan oleh Ayah untuk mendapatkan uang tersebut dan Ibu berjuang dengan sekuat tenaganya untuk melahirkan ku. Sungguh besar dan mulia semua jasa Ayah dan Ibu, sampai menutup matakupun tak mungkin mampu terbalaskan semuanya.
Setalah usiaku memasuki 4-5 tahun, akun sedikit teringat, aku diajak berjalan-jalan ke kebun raya di bedugul. Bermain–main bola, berfoto bersama ayah dan Ibu. Aku juga teringat diajaknya pergi ke Istana Kepresidenan di tampaksiring Bali. Namun aku tak ingat apa saja yang aku lakukan disana, aku hanya mendengar cerita itu dari Ayahku.
Dan ketika sudah memasuki usia sekolah SD ( sekolah dasar),aku ingat betul Ibuku mengajariku untuk mulai berbenah rumah, seperti mengepel, menyapu dan lain-lain. Yang jelas Ayah dan Ibu mulai memberikan aku kewajiban-kewajiban yang harus aku kerjakan. Yang tadinya semua tugas itu masih dikerjakan oleh Ayah dan Ibu, tapi pada saat aku memasuki sekolah SD kelas 6 aku telah diberikan semua tanggung jawab itu. Ayah dan Ibu sampai membuatkanku jadwal tugas-tugasku setiap harinya. Mereka melakukan itu karena aku terkadang malas, tidak menyelesaikan semua tanggung jawab.


Setelah sering melakukan itu, hingga aku memasuki pendidikan SMA aku mulai merasakan manfaat dari apa yang telah aku lakukan terdahulu. Memang Ayah dan Ibu begitu keras mendidikku. Kalau memang aku salah, aku pasti akan dimarahi. Ayah dan Ibu begitu tegas dalam memberikan aku tindakan, terkadang aku pasti berbicara dalam hati, mengoceh sendiri, menyatakan kalau Ayah dan Ibu tidak menyayangiku. Semua itu salah setelah aku mulai beranjak memasuki pendidikan kuliah. Kemadirian dan disiplin yang diajarkan oleh Ayah Ibu sangat berguna.Kini aku mengerti, semua yang telah Ayah dan Ibu lakukan dan mengajari padaku tak ada kata sia-sia. Ibu dan Ayah memang dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan. Jika antara Ibu dan  Ayah tidak mendukung mungkin aku tidak akan menjadi anak yang mandiri, tidak akan menjadi anak yang menyayangi Ayah, Ibu dan keluargan. Terimakasih Ayah dan Ibuku atas semua yang telah kau berikan  hingga aku sebesar ini. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan. Sayangilah orangtuamu, Cintailah meraka, dan Doakanlah mereka selalu. 

Minggu, 15 April 2012


“MASA BERMAIN, MASANYA ANAK-ANAK”


Masa kanak-kanak adalah masa yang menyenangkan. Dimana dan berbagai hal apapun ingin diketahuinya. Masa seperti inilah anak-anak tepat untuk memperoleh pembelajaran yang efektif. Selain masa belajar yang baik, anak-anak juga senang dengan bermain-main dimasa nya ini. Apapun permainannya pasti mereka lakoni.
Indahnya jika semua anak Indonesia bisa merasakan namanya bermain dan belajar. Namun kenyataanya tidak semua anak Indonesia yang bisa menikmati belajar dan bermain dengan teman sebayanya.Kenyataan ini saya lihat dekat lingkungan sekitar rumah dan di siaran di televisi. Kita patut besyukur jika masa kecil kita begitu indah. Kita bisa menikmati kebersamaan keluarga, mengenyam pendidikan, dan bermain. Sayangnya ini tidak dialami dengan seorang anak kecil bernama Sari. Ia anak berusia 5 tahun, yang tinggal di daerah jawa timur. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya. Ibu dan ayahnya telah lama bercerai ketika sari masih bayi. Semua kebutuhan Sari dipenuhi oleh sang nenek.Keadaan ini sangat menyedihkan, selain nenek harus mengurusi sang cucu, nenek juga harus mengurusi suaminya yang jatuh sakit. Suaminya sudah tidak bisa melakukan aktifitas apapun.  Seluruh badanya lumpuh, yang bisa dilakukan hanya tidur. Segala aktifitasnya dilakukan di tempat tidur. Jadi semua tanggung jawab berada pada nenek.Nenek ini kegiatan sehari-harinya adalah pergi kehutan untuk memetik sayur  paku yang akan dijualnya dengan berkeliling desa bersama Sari (cucunya). Nenek pergi untuk mencari sayur pakuk ke hutan, Sarilah yang menemani Kakeknya. Dialah yang memberi kakeknya makan, ia begitu sabar menyuapi kakeknya. Sedih sekali saya melihat kenyataan ini, dimana seharusnya Sari mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya, mengenyam pendidikan, dan masa-masa bermain, tetapi diposisi ini ia harus menikmati kehidupannya yang jauh dari masa-masa itu.Wajahnya tak pernah menampakkan kesedihan. Ia begitu menikmati kehidupannya. Saat neneknya datang dari hutan, Sari selalu memaksakan dirinya untuk mengikuti neneknya berjualan. Ia sampai menangis jika neneknya tidak mengijinkan ia ikut berjualan. Berkilo-kilo ia lalui untuk menemani neneknya berjualan, sungguh anak yang kuat dan tegar.Selain itu, Sari sudah menggangap sang nenek dan kakek adalah orang tua kandungnya. Yang ia tau hanya nenek dan kakeknyalah. Padahal tetangga-tetangganya selalu menanyakan Sari itu anak siapa. Begitu ironis dan tragis jika saya melihat keadaan Sari.
Lain lagi dengan hal yang saya lihat tadi pagi. Begitu banyak anak-anak dibawah umur yang mengamen. Saya melihat ini di depan halte Universitas Pancasila. Banyak anak-anak berkerumun, untuk mencari angkot mana yang tepat mereka naiki, dimana mereka akan menghibur penumpangnya dengan cara mengamen. Jika kita lihat,  tindakan itu membahayakan anak tersebut. Mereka harus bersaing dengan pengamen-pengamen yang lebih besar dari mereka, mereka juga harus melawan padatnya arus lalu lintas. Bisa saja mereka karena lalainya terjadi kecelakaan. Resiko seperti itulah yang harus mereka hadapi di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta.
Selain di dekat halte Universitas Pancasila, pemandangan yang sama juga saya lihat di daerah rekreasi setu babakan. Begitu banyak anak-anak kecil yang kesehariannya mengamen. Padahal apa yang mereka nyayikan tidak begitu jelas, dan iramanyapun tidak beraturan. Kapan mereka akan bisa menikmati masa-masa belajar, bermain? Kemanakah dana APBN yang dianggarkan untuk pendidikan. Masih banyak warga miskin kita yang anak-anaknya harus ikut bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dimana mereka seharusnya menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar, bermain dan bersenag- sengang dengan teman sebayanya. Kapankah kita akan melihat anak-anak bisa menikmati masa-masa yang seharusnya mereka nikmati? Buatlah tersenyum anak-anak Indonesia ini . Semoga pemerintah bisa lebih mengambil kebijaksanaan yang arif untuk mengatasi permasalahan anak-anak di Indonesia.

Sabtu, 14 April 2012

"JALAN- JALAN GEMBIRA DI RAGUNAN "




Siapa yang tidak mengenal Kebun Binatang Ragunan. Taman rekreasi yang terletak di daerah Jakarta Selatan, merupakan satu-satunya kebun wisata yang paling banyak dikunjungi setiap liburan sekolah.
            Untuk masuk kebun binatang ini, harganya sangat terjangkau. Jadi dapat dijangkau dan dinikamti oleh semua kalangan.
            Membahas kebun binatang ragunan ini, saya teringat sebuah memori bersama keluarga. Diwaktu usian 5-6 tahun saya dan keluarga berekreasi ke tempat ini. Alangkah senangnya bisa berlibur ke Jakarta.
Saya berlibur ke Jakarta, saat saya dan adik sedang libur sekolah. Kami pergi ke Jakarta, juga untuk bertemu dengan kakek dan alm. Nenek yang telah lama menetap di Jakarta. Alangkah senangnya, bisa berlibur sekaligus bersilahturahmi dengan kakek dan nenek.
Ya, masa kecil merupakan masa-masa yang tidak pernah saya lupakan. Kebersamaan orang tua yang begitu indah. Saya begitu menikmati kebersamaan mereka, dan bersama adik tercinta ( Surya Nirmala).
Di kebun binatang saya melihat beranekaragam hewan-hewan yang tadinya tidak saya ketahui. Saya ingat betapa inginnya saya untuk bisa mendekati seekor jerapah, yang kepalanya panjang, kakinya tinggi. Banyak lagi binatang- binatang seperti kera, orang utan, owa aung, gajah, harimau, unta, beranekaragam burung, ular, biawak dan lain-lain. Namun pada usia sekecil itu yang saya nikmatinya hanya senangnya pergi bersama keluarga, masalah hewan apa saja yang sudah saya temui ketika itu, belum menjadi perhatian saya.
Itu sebagian cerita saya saat kecil yang berlibur bersama keluarga. Sekarang diusia yang terbilang sudah bukan dikatakatakan usia anak-anak lagi saya sampai sekarang masih senang bermain ke kebun binatang. Sekedar untuk menghilangkan rasa lelah dan penat berkuliah. Saya bermain kesana dengan teman laki-laki saya. Senangnya bisa ditemani dengan dia.
Wah begitu banyak perubahan yang saya lihat ketika pertama kali saya bermain ke ragunan. Banyak koleksi-koleksi hewan yang baru, dan sepertinya banyak juga binatang-binatang unik yang belum saya pernah ketahui.
Untuk saat ini, ada tempat terbaru dan faforit di kebun binatang ragunan. Ya sekarang telah berdiri pusat primata. Disana banyak koleksi orang utan, gorilla, simpanse dan jenis primata lainnya. Dibangunnya pusat primate tersebut, juga membantu kepunahan-kepunahan primate sejenis lemur hitam, monyet ekor panjang, lutung jawa, bekantan, siamang kecil, wau-wau, owa jawa, gorilla, simpai dan masih banyak lainnya.
Hewan ini memang harus untuk di lindungi, supaya generasi sesudah kita juga dapat
 mengetahui hewan seperti gambar diatas. Ya selain saya menikmati kebersamaan bersama dia, disini juga saya belajar akan pentingnya untuk bisa menjaga dan melestarikan hewan yang langka dan dilindungi oleh Negara.
            Perkembangan kebun binatang ragunan yang pesat, seperti adanya pusat primata tersebut, juga akan menambah nilai positif tersendiri.
            Dimana pengunjung kebun binatang ini didominasi dengan kalangan anak-anak. Anak- anak disini jadi dapat bermain sambil belajar.
            Selain pusat primata, di kebun binatang ragunan juga menyediakan hiburan air, seperti perahu, bebek air. Ada juga yang menyewakan sepedanya. Yang tidak kuat berjalan kaki untuk mengelilingi kebun binatang, dapat dengan mudah menyewa sepeda. Ada juga yang menyewakan delman.
               Wah luar biasa perkembangan dikebun binatang raguanan. Masa kecil dan dewasa saya juga begitu menyenangkan, dapat menikmati kegembiraan berekreasi bersama orang-orang yang kita sayangi. Selamat berekreasi.

“KARAKTER ADIK-ADIKU”



Photo diatas adalah adik-adik kandung saya. Yang memakai baju kuning dan rambutnya terurai adalah adik saya yang no 2, namanya I Gusti Ayu Surya Nirmala biasanya dipanggil (Gek Lady). Adik saya yang no 3 adalah yang memakai baju putih. Dia adalah adik saya yang satu-satunya laki- laki. Namanya I Gusti Ngurah Bagus Arya Sukahet. Dan yang terakhir yang paling kecil, yang memakai baju ungu, adik saya yang terakhir yang biasanya dipanggil Gek Is atau jasmine memiliki nama lengkap I Gusti Ayu jasmine Amanda.
Ya, merekalah adik-adik yang paling saya rindukan sekarang. Disaat saya merantau ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Saya baru bisa menjumpai mereka, disaat liburan perkuliahan tiba.
Diantara mereka bertiga, masing-masing memiliki karakter dan watak yang berbeda-beda. Karakter mereka yang berbeda itulah yang menbuat saya sangat merindukan mereka. Canda, tangis, kesal, marah semua datang begitu saja jika melihat mereka. Saya disini akan mencoba sedikit menceritakan, bagaimana karakter dan watak adik-adik saya.
Yang pertama adalah adik saya yang paling besar, kita panggil saja Lady. Dia memiliki sifat yang keras, apa yang dia inginkan harus dipenuhi, pemberani, ulet, tekun dan pantang menyerah. Dia sosok adik juga yang terkadang bisa bersikap bijaksanan, dimana dia mampu untuk bersikap dewasa saat keadaan yang menuntutnya. Terkadang selain sisi baiknya tadi, adik saya ini juga memiliki kebiasaan yang tidak patut kita contoh ya. Seperti malas merawat barang yang telah dia miliki. Saat pertama kali membeli barang saja dia begitu rajin merawatnya, dua atau 3 minggu lagi barang itu sudah menjadi barang yang biasa-biasa saja. Adik saya ini juga bisa terbilang perempuan yang tidak bisa  terlalu dikekang dan dibatasi. Dia ingin hidup bebas, namun masih dalam lingkungan yang baik dan benar. Ketika kecil, saya begitu sering berantem dengan dia. Ibu saya sampai menyuruh mengambil pisau untuk berantem. Jika diingat sekarang, sayang menahan tawa dengan kata-kata yang pernah diucapkan Ibu ketika saya dan adik sedang bertengkar.
Yang kedua adalah adik saya biasa dipanggil bagas, kakaknya dan adik saya yang kecil biasa memanggil dia dengan julukkan Wah Tole. Adik saya yang satu ini bisa dikatakan yang memiliki sikap yang aktif. Dia selalu ingin mengetahui apapun yang dianggap dia menarik. Apapun dilakukannya untuk mnengetahui informasi tersebut. Contohnya saja, dia begitu menyukai yang berhubungan denga penerbangan atau pesawat. Ia mencari tau tentang apa saja bagian- bagian atau informasi dengan penerbangan ia cermati dan amati. Dia sering mencari informasi melalui internet, seperti bagaiman proses landing, take off pesawat, apa itu awak kabin, apa saja isi pesawat dan sampai tiket pesawat jika saya pulang kebali, bekas tiket penerbangan yang saya pengang dia minta kepada saya untuk di amati. Begitu tinggi rasa ingin taunya tentang dunia penerbangan.
Disisi lain adik saya ini orangnya juga malas. Susah sekali untuk dimintai tolong. Dia baru mau melaksanakan kewajibannya jika dijanjikan sesuatu oleh ayahnya, seperti akan diajak jalan- jalan kepantai. Walaupun malas, dia begitu cepat untuk menangkap pelajaran, belajar saja tidak mau, sangat malas untuk disuruh belajar. Tapi kenapa dia begitu cepat dan mudah untuk menangkap pelajarannya.
Yang terakhir adik saya yang paling lucu dan menggemaskan, namanya Jasmine. Adik yang satu ini begitu ceriwis dengan siapapun. Namun kalau dia di sekolah sikapnya begitu berubah 100%, yang tadinya dirumah begitu ceriwis, sampai disekolah dia menjadi anak yang pendiam, ayah, ibu dan kakak-kakanya pun bingung dia berubah begitu saja. Tapi jika sudah pulang kerumah, sikapnya berubah lagi menjadi adik yang paling ceriwis. Dia memili karakter anak kecil yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, usil dan senang ngeledekik kakak laki-lakinya Bagas. Sayapun juga sering diledeki, saya dipanggil Sibelebele, saya selalu tertawa jika dia mengatakan itu.
 Walaupun mereka selalu membuat kejadian, situasi yang selalu tidak diduga-duga, terkadang senang, sedih, menagis, tertawa, tersenyum. Tetapi mereka adalah adik-adik saya, mereka yang bisa melengkapi kehidupan ini, mereka semua yang membuat hidup ini menjadi lebih berwarna. Semoga mereka selalu bisa membuat saya keluarga dan orang lain tersenyum.


Selasa, 10 April 2012

EGOIS


"KEEGOISANKU MEMBAWA PERTENGKARAN"

Egois, mungkin itu kata yang tepat untuk saya. Saya menyadari akan keegoisan saya, mengakui bahwa itulah kekurangan diri saya. Egois merupakan sifat yang pasti ada dalam setiap jiwa manusia, namun kprosenyasenya berbeda-beda. Ada yang bisa mengontrol keegoisannya, ada yang benar-benar tidak bisa mengendalikannya. Egois adalah tingkah laku yang ingin mementingkan kehendak diri sendiri, mengutamakan apa yang kita inginkan.
Saya akan sedikit bercerita dengan pengalaman pribadi saya. Saya memiliki teman dekat seorang laki-laki. Kurang lebih kita sudah saling dekat 1 tahun 3 bulan. Cukup lama ya. Dia mengetahui semua sikap baik buruk saya. Kesukaan saya, apa yang tidak saya suka, hobi saya dan lain-lain. Dengan dialah saya bisa berbagi dengan setiap rutinitas yang saya jalani setiap harinya. Jadi apa hubungan dengan judul diatas? Keegoisan membawa pertengkaran? Banyak sekali hubungannya. Akan saya jelaskan satu-satu. Hari ini tepatnya sabtu, 07 april 2012. Pagi ini rutinitas pagi saya adalah kuliah. Saya akan mengikuti kuliah jam 09.30 WIB. Saya akan mengikuti praktikum Manajemen Keuangan. Praktikum ini selesai pukul 11.30, nah selesai praktikum ini saya berniat untuk bertemu dengan teman dekat saya ini (sidia), setelah mencoba untuk berkomunikasi dengan dia, dia menyatakan kesediaannya untuk bertemu saya setelah santap siang. Saya pun juga menyanggupinya, dan begitu senang bisa bertemu dengan teman dekat. Selang 20 menit menempuh perjalanan untuk bertemu, saya mencoba untuk meminggirkan kendaraan saya ketepi jalan. Saya mnecoba untuk menghubunginya kembali. Saya telepon hingga sekian kali, telepon saya tidak diangkat, tidak ada jawaban sama sekali. Ya Tuhan begitu kesal saja rasanya. Setelah mengetahui tidak ada jawaban sama sekali, saya memutuskan untuk pulang kerumah saja. Dengan hati yang sedikit kesal saya pergi kerumah. Ternyata sampai didepan gerbang rumah saya melihatnya, melihat dia dengan keadaan yang basah kuyup, dan badan yang kotor. Dia menegur saya, tapi saya hanya menegur dengan seadainya, dengan senyuman yang sedikit memaksa. Hati ini kenapa begitu kesal melihatnya.
Tuhan padahal ini hanya masalah yang begitu sepele, hanya masalah ketidakjelasaan keegoisan saya membutakan segalanya. Sampai masuk rumahpun saya masih begitu merasa kesal. Menaruh tas, mengganti pakaian masih saja saya merasakan kekesalan yang tak kunjung reda. Keegoisan ini begitu labil, kadang merasakan seperti ini tapi terkadang juga tidak merasakannya, malahan saya merasa bersikap acuh tak acuh saja. Setelah duduk sendirian di depan layar laptop, hati ini sedikit begitu tenang. Rasa amarahpun mulai mereda. Selang beberpa menit saya mengintrospeksi kesalahan apa yang telah saya lakukan tadi kepada dia. Saya mencari apa yang telah saya lakukan. Saya sadar seharusnya saya tidak melakukan hal seperti itu, salah, salah besar apa yang telah saya lakukan. Seharusnya saya lebih bisa mengendalikan amarah saya. Saya bisa berfikir lebih positif dan tenag dengan apa yang terjadi.
Saya mengakui kesalahan saya, kejadian ini membuat hubungan saya dengannya menjadi tidak baik perselisihanpun terjadi. Sebenarnya kejadian seperti ini begitu sering terulang, saya terlalu sering menyinggung, tidak menghargai, dan tidak pernah mengerti bagaimana kondisinya dia. Sebagai seorang perempuan yang akan selalu timbuh menjadi bijaksana dan dewasa, saya bisa mengubah pola piker yang sempit ini, menjadi pola piker yang lebih cerdas dan arif.
Tak lama kemudian dia menelpon saya untuk meminta kejelasan. Ya, saya mengakui kesalahan saya. Saya berkata kepada di: “ ade (panggilan dia untuk saya) memang salah abang, ade mengakui ade tidak pernah mengerti keadaan abang, tapi ade engga tau kenapa tiba-tiba ade begitu kesal mengetahui ketidakjelasan kita untuk bertemu”. Dia pun menjawab apa yang saya tuangkan tadi, Abnag: “ ade itu kenapa?, abang jadi enggak ngerti dengan sikap ade yang seperti itu, tadi abang dipanggil senior abang, ada keperluan mendadak sebentar. Tadi abang dengar telepon ade, tapi abang nggak bisa angkat karena lagi sama senior”. Ya itulah sedikitnya apa yang telah dia bicarakan kepada saya. Saya malu dan menyesal dengan apa yang telah saya lakukan dan perbuat kepada dia. Maafkan saya abang, saya kan mencoba untuk tidak mengulangi itu lagi, dan lebih bisa mengendalikan rasa egois ini. 

Jumat, 06 April 2012


SIKAP’ LOE DAN GUE DI IBU’ KOTA JAKARTA


Pernahkan mendengar kata “kamu-kamu, aku-aku” atau kerennya “loe-loe, gue-gue”. Saya pribadi ketika saya baru pindah ke Ibu Kota ini, kata-kata itu baru saya ketahui. Penafsiran saya dari kata-kata itu adalah hidup di kota Jakarta memiliki urusan dan kepentingan masing-masing. Mungkin kata  lainya satu sama lain saling acuh tak acuh, tidak memperhatikan bagaimana keadaan disekitarnya. Intinya dari judul tersebut adalah, kurangnya kesadaran dan hilangnya sifat untuk bersosialisasi atau berbaur dengan lingkungan sekitar rumah ( tetangga). Kondisi ini sebenarnya bukan ada pada daerah ibu kota saja, daerah desapun juga ada yang tidak mengenal satu sama lain di lingkungan sekitarnya.
Setelah saya mengamati selama setahun, saya benar- benar baru merasakan keadaan yang sesungguhnya, baik dari lingkungan dirumah, di jalan raya atau transportasi umum bahwa sikap tersebut memang seperti itu adanya. Saya akan membandingkan bagaimana kondisi lingkungan sekitar saya, saat saya masih tinggal di Bali. Saya tinggal di bali, dimana berada pada lingkungan yang banyak tetangganya. Rumah saya berada dalam gang, kira-kira ada ada 6 kepala keluarga dan 1 tempat kost-kostan. Setiap pagi, siang dan sore gang dirumah tidak pernah sepi. Anak- anak kecil begitu asyiknya bermain dengan teman usia sebayanya. Disana begitu terlihat, kedekatan antara anak yang satu dan anak yang lainnya. Mereka seperti sedang bermain dengan saudaranya sendiri. Selain melihat kedekatan anak-anak itu, di gang tempat tinggal saya antara tetangga yang satu dan tetangga yang lainnya memiliki kedekatan yang baik. Satu gang tersebut mengetahui siapa saja yang bertempat tinggal disana dan siapa- siapa saja tetangga samping rumah mereka. Begitu bahagia jika kita bisa saling menganal antar tetangga. Banyak manfaat yang kita peroleh, misalnya saat kita mempunyai suatu acara, tetangga kita ikut datang untuk membantu, ada lagi  saat salah satu anggota keluarga kita sakit, dan saat itu di rumah kita sedang tidak ada siapa-siapa, kita bisa meminta bantuan dengan tetangga.
Senang dan bahagia jika kita bisa mengenal dan bersosialisasi dengan baik pada tetangga. Sekarang, saya akan membandingkan bagaimana kenyataan sesungguhnya yang saya alami di kota Jakarta. Rumah yang besar dan mewah, dimana tetangga sampingnya pun juga memiliki rumah yang sama mewah dan besar. Itu saya lihat di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (kawasan elite ).yang saya amati selama ini pemisah rumah yang satu dengan rumah lainnya dipisahkan oleh tembok yang tinggi, sepertinya untuk menyapa saja tak ada ruangnnya. Dari luar rumah tersebut begitu terlihat sepi, tak ada kehidupan apapun. Yang terlihat hanya rumah mewah yang tak berpenghuni.Kita dapat mengambil kesimpulan dari sekilas keadaan yang telah saya paparkan. Mungkin mereka tidak pernah mengenal siapa sajakah tetangga mereka, bagaimana keadaan tetangga mereka dan lain sebagainya. Tidak ada sosialisasi yang baik antara satu dan lainnya, sungguh ironis, saya begitu menyesal mengapa ini memang benar adanya. Sikap acuh tak acuh, individualisme begitu terasa dalam situasi tersebut. Kalau kita lihat dan pahami sebenarnya apa yang menyebabkan sosialisasi dan berbaur antar masyarakat atau dalam lingkungan sekitar begitu kurang ya?  Menurut analisa dan penafsiran saya, orang-orang di ibu kota begitu kurang untuk dapat besosialisasi dengan tetangga di karenakan mereka memiliki segudang pekerjaan yang begitu padat, tugas kantor yang menumpuk menuntut mereka untuk selalu berkutat dengan pekerjaan tersebut. Selain itu pengaruh globalisasi dan modernisasi. Tidak hanya kalangan orang tua, remaja pun juga belum begitu responsive untuk berbaur dengan lingkungan sekitar rumannya, karena asyik dengan kehidupan dan dunianya masing- masing sehingga untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang paling terdekat saja tidak bisa.
Padahal jika kita bisa bersosialisasi dan bertetangga secara baik, kita akan mendapatkan banyak keuntungan, selain yang saya uraikan secara singkat apa manfaat yang kita rasakan. Mungkin itu hanya sebagian manfaat yang akan kita rasakan.  Berikut beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan:
Ø  Saat kita punya hajatan,  tetangga bisa membantu.
Ø  Kalau tidak ada yang menggantar ke sekolah, tempat kerja, rumah sakit ada tetangga yang bisa dimintai bantuan.
Ø  Bisa di ajak olahraga pagi, mancing bersama.
Ø  Tempat berbagi apapun, bisa diajak sharing, berbagi makanan jika ada makanan yang lebih.
Ø  Bisa diajak belanja bersama, piknik bareng.
Ø  Gotong toyong membersihkan lingkungan sekitar, bisa menjaga keamanan atau ikut serta menjaga keamanan rumah satu sama lain.
Begitu menyenangkan jika kita bisa benar-benar bisa menikmati bagaimana kita dapat bertetetangga dan bersosialisasi dengan tetangga kita. Mulai saat ini hilangkan kata-kata dalam pikiran kita semua ‘loe-loe dan gue-gue’ ayoo hidup dengan penuh kebahagiaan bersama tetangga kita.

Selasa, 03 April 2012

CALON-CALON INTELEKTUAL INDONESIA YANG ANARKIS


Demonstrasi dimana-mana, kerusuhan, bentrokan, tawuran, anarkis dan lain sebagainya. Mungkin fakta seperti itulah yang kita semua amati minggu- minggu ini. Warga, aparat keamanan (polisi) dan calon- calon intelektual kita bersikap menyerang satu sama lainnya. Taukah kita apa yang menyebabkan semua pihak-pihak begitu ambisius untuk menyerang kawannya sendiri? Gejolak bentrokan, demo terjadi dimana mana? Ya, hanya gara- gara rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) semua masyarakat Indonesia bergejolak.


Kejadin minggun-minggu ini mengingatkan kita pada tahun 1998 pada saat pemerintahan Alm Presiden Soeharto, semua masyarakat turun kejalan menuntut Presiden Soeharto turun jabatan. Sekarangpun kita melihat kejadian yang serupa, semua masyarakat menuntut agar harga bahan bakar minyak tidak dinaikkan. Dari kejadian ini yang saya amati adalah sikap mental calon intelektual Indonesia. Sikap mental mereka dalam berdemonstrasi sangat tidak patut untuk di contoh. Sebagai calon intelektual yang cerdas, berdemonstrasi tidak harus dilaksanakan dengan sikap-sikap anarkis, menghakimi orang lain dan lain sebagainya. Selain itu, kita ketahui  Negara kita adalah Negara  yang juga menjungjung tinggi nilai demokrasi, yang memberikan setiap warga negaranya hak untuk mengemukakan pendapat, janganlah setiap kita akan mengemukakan pendapat, berdemonstrasi/ unjuk rasa sikap dan mental anarkis muncul. Cobalah kita untuk menumbuhkan sikap-sikap yang bertanggung jawab, cerdas dan bijaksana.Apa yang mereka dapatkan setelah bersikap anarkis seperti itu dalam berdemonstrasi? Apakah hanya mendapatkan kepuasan belaka? Merasa puas telah bersikap seperti itu?. Mungkin saja bagi calon intelektual tersebut jika kita lihat dari sisi psikologis, ada rasa bangga, puas dapat melakukan hal-hal anarkis itu. Tapi dari sisi lain mereka juga banyak mendapatkan ketidakuntungan. mungkin bagi mereka yang beruntung, tidak akan mendapatkan luka saat berdemonstrasi  anarkis, tapi jika mereka yang kurang beruntung, mereka akan terluka terkena lemparan puing-puing batu ataupun terinjak-injak saat demo terjadi. Selain dari sisi itu, petugas yang tadinya hanya bertugas untuk menjaga keamanan, ada juga yang ikut terluka akibat terkena serangan lemparan dari mahasiswa. Selain mahasiswa, petugas polisi yang dirugikan, Negara dan masyarakat pun juga dirugikan. Negara mengalami kerugian yang besar. Contoh saja saat calon- calon intelektual tersebut berdemo di depan gedung DPR. Pintu dan pagar di DPR mereka rusak begitu saja, mereka hancurkan sesuka hati mereka. Jadi Negara harus mefasilitasi kembali kerusakan tersebut akibat perbuatan mereka. Pemerintah mebiayai semua itu sebagian besar dana yang di dapatkan adalah dana yang berasal dari pajak masyarakat Indonesia. Sayang sekali kalau uang tersebut hanya digunakan untuk memperbaiki pagar yang rusak akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Disisi lain  masyarakat juga dirugikan, jalan- jalan yang diblokade menyebabkan kemacetan dan pengalihan arus lalu lintas. Mereka yang akan berangkat bekerja akan mencapai waktu tempuh yang cukup panjang.

Satu berita lagi berita yang cukup santer akhir- akhir ini. Ada para demonstran yang menyemprotkan cairan kimia yang menyebabkan orang yang terkena akan menderita luka bakar . hingga saat ini pelakunya belum dapat diketahui dengan pasti, namun polisi menduga ada para demonstran yang menyusup untuk melakukan hal seperi itu. Korban dari peristiwa ini kebanyakan adalah wartawan dan polisi. Adapun wartawan asing juga ikut terkena dalam peristiwa ini. 
Saya pribadi sebagai seorang mahasiswa begitu miris dan tak  habis pikir melihat calon intelektual bangsa yang mempunyai sikap dan pandangan yang pendek. Kita sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita bangsa yang aman dan masyarakat sejahtera tak akan tercapai jika menjungjung tinggi nilai- nilai anarkis seperti itu. Seharusnya kita sebagai generasi muda sekaligus calon intelektual bangsa menjungjung tinggi sikap kejujuran, cerdas, tangkas, bertanggung jawab, adil, bijaksana dan lain sebagainya. Ingin berdemonstrasi, berdemolah dengan tertib dan damai, sampaikan semua pendapat dengan tenang dan kenyataan sesungguhnya. Berdemolah bagaimana seharusnya seorang intelektul muda yang cerdas.Berdemo bukan berarti kita hanya harus menghujat apa saja kegagalan kebijaksanaan pmerintah, memprotes semua kebijakan- kebijakan  yang bagi kita itu tidak sesuai. Sebagai calon intelektual berilah aspirasi kita, solusi apa yang seharusnya dapat pemerintah laksanakan jika pemerintah harus menjalankan kebijaksanaan tersebut. Contoh saja kebijaksanaan akan menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika kita memang tidak menyetujuinya, tuangkanlah kebijakan dan solusi apa yang pemerintah lakukan untuk mengadapi kebijakan tersebut. Tuangkanlah semuanya dalam demonstrasi itu, jika kita sebagai calon intelektual memiliki sikap tersebut, demonstarasi pasti akan berjalan dengan baik karena antara pemerintah dan calon intelektual dapat saling memberi solusi dan keterbukaan satu sama lain. Hilangkan anarkisme, bangkitkan kedamaian. Damai selalu Indonesiaku :)