Demonstrasi
dimana-mana, kerusuhan, bentrokan, tawuran, anarkis dan lain sebagainya.
Mungkin fakta seperti itulah yang kita semua amati minggu- minggu ini. Warga,
aparat keamanan (polisi) dan calon- calon intelektual kita bersikap menyerang
satu sama lainnya. Taukah kita apa yang menyebabkan semua pihak-pihak begitu
ambisius untuk menyerang kawannya sendiri? Gejolak bentrokan, demo terjadi
dimana mana? Ya, hanya gara- gara rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) semua masyarakat Indonesia bergejolak.
Kejadin minggun-minggu ini mengingatkan kita pada tahun 1998 pada saat pemerintahan Alm Presiden Soeharto, semua masyarakat turun kejalan menuntut Presiden Soeharto turun jabatan. Sekarangpun kita melihat kejadian yang serupa, semua masyarakat menuntut agar harga bahan bakar minyak tidak dinaikkan. Dari kejadian ini yang saya amati adalah sikap mental calon intelektual Indonesia. Sikap mental mereka dalam berdemonstrasi sangat tidak patut untuk di contoh. Sebagai calon intelektual yang cerdas, berdemonstrasi tidak harus dilaksanakan dengan sikap-sikap anarkis, menghakimi orang lain dan lain sebagainya. Selain itu, kita ketahui Negara kita adalah Negara yang juga menjungjung tinggi nilai demokrasi, yang memberikan setiap warga negaranya hak untuk mengemukakan pendapat, janganlah setiap kita akan mengemukakan pendapat, berdemonstrasi/ unjuk rasa sikap dan mental anarkis muncul. Cobalah kita untuk menumbuhkan sikap-sikap yang bertanggung jawab, cerdas dan bijaksana.Apa yang mereka dapatkan setelah bersikap anarkis seperti itu dalam berdemonstrasi? Apakah hanya mendapatkan kepuasan belaka? Merasa puas telah bersikap seperti itu?. Mungkin saja bagi calon intelektual tersebut jika kita lihat dari sisi psikologis, ada rasa bangga, puas dapat melakukan hal-hal anarkis itu. Tapi dari sisi lain mereka juga banyak mendapatkan ketidakuntungan. mungkin bagi mereka yang beruntung, tidak akan mendapatkan luka saat berdemonstrasi anarkis, tapi jika mereka yang kurang beruntung, mereka akan terluka terkena lemparan puing-puing batu ataupun terinjak-injak saat demo terjadi. Selain dari sisi itu, petugas yang tadinya hanya bertugas untuk menjaga keamanan, ada juga yang ikut terluka akibat terkena serangan lemparan dari mahasiswa. Selain mahasiswa, petugas polisi yang dirugikan, Negara dan masyarakat pun juga dirugikan. Negara mengalami kerugian yang besar. Contoh saja saat calon- calon intelektual tersebut berdemo di depan gedung DPR. Pintu dan pagar di DPR mereka rusak begitu saja, mereka hancurkan sesuka hati mereka. Jadi Negara harus mefasilitasi kembali kerusakan tersebut akibat perbuatan mereka. Pemerintah mebiayai semua itu sebagian besar dana yang di dapatkan adalah dana yang berasal dari pajak masyarakat Indonesia. Sayang sekali kalau uang tersebut hanya digunakan untuk memperbaiki pagar yang rusak akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Disisi lain masyarakat juga dirugikan, jalan- jalan yang diblokade menyebabkan kemacetan dan pengalihan arus lalu lintas. Mereka yang akan berangkat bekerja akan mencapai waktu tempuh yang cukup panjang.
Satu berita lagi berita yang cukup santer akhir- akhir ini. Ada para demonstran yang menyemprotkan cairan kimia yang menyebabkan orang yang terkena akan menderita luka bakar . hingga saat ini pelakunya belum dapat diketahui dengan pasti, namun polisi menduga ada para demonstran yang menyusup untuk melakukan hal seperi itu. Korban dari peristiwa ini kebanyakan adalah wartawan dan polisi. Adapun wartawan asing juga ikut terkena dalam peristiwa ini.
Saya pribadi sebagai seorang mahasiswa begitu miris dan tak habis pikir melihat calon intelektual bangsa yang mempunyai sikap dan pandangan yang pendek. Kita sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita bangsa yang aman dan masyarakat sejahtera tak akan tercapai jika menjungjung tinggi nilai- nilai anarkis seperti itu. Seharusnya kita sebagai generasi muda sekaligus calon intelektual bangsa menjungjung tinggi sikap kejujuran, cerdas, tangkas, bertanggung jawab, adil, bijaksana dan lain sebagainya. Ingin berdemonstrasi, berdemolah dengan tertib dan damai, sampaikan semua pendapat dengan tenang dan kenyataan sesungguhnya. Berdemolah bagaimana seharusnya seorang intelektul muda yang cerdas.Berdemo bukan berarti kita hanya harus menghujat apa saja kegagalan kebijaksanaan pmerintah, memprotes semua kebijakan- kebijakan yang bagi kita itu tidak sesuai. Sebagai calon intelektual berilah aspirasi kita, solusi apa yang seharusnya dapat pemerintah laksanakan jika pemerintah harus menjalankan kebijaksanaan tersebut. Contoh saja kebijaksanaan akan menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika kita memang tidak menyetujuinya, tuangkanlah kebijakan dan solusi apa yang pemerintah lakukan untuk mengadapi kebijakan tersebut. Tuangkanlah semuanya dalam demonstrasi itu, jika kita sebagai calon intelektual memiliki sikap tersebut, demonstarasi pasti akan berjalan dengan baik karena antara pemerintah dan calon intelektual dapat saling memberi solusi dan keterbukaan satu sama lain. Hilangkan anarkisme, bangkitkan kedamaian. Damai selalu Indonesiaku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar